Ahmad Dhani Panen Hujatan, Diminta Belajar, Disuruh Ngaca hingga 'Diketawain Kecebong'


Ahmad Dhani Panen Hujatan, Diminta Belajar, Disuruh Ngaca hingga 'Diketawain Kecebong'

Pernyataan Ahmad Dhani yang kontroversial menyulut respon dari beberapa politikus.

Ruhut Sitompul dan politisi Nasdem bahkan menyerang Ahmad Dhani habis-habisan.

Ruhut dengan cara biasanya dengan kata-kata pedasnya.

"Malu dia seharusnya, merasa superstar. Dhani itu enggak usah dikomentarilah, enggak level dia," kata Ruhut saat dihubungi Kompas.com , Rabu (23/3/2016).

Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul ini menilai, musisi Ahmad Dhani seharusnya malu memberikan penilaian negatif terhadap para pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Dhani sebelumnya menyebut partai politik pendukung Ahok merupakan penjilat. Ruhut diketahui merupakan salah satu pendukung Ahok pada Pilkada DKI 2017.

Mantan suami Maia Estianty yang hendak maju pada Pilkada DKI itu diminta Ruhut untuk mengukur diri.

Sebab, Dhani dianggap tak memiliki modal politik yang cukup untuk maju sebagai calon gubernur DKI.

"Enggak ada kaca apa di dekat dia? Lihat rambut di kepala dia saja, kodok dan kecebong Pak Jokowi di Istana Bogor bisa ketawa termehek-mehek mereka," ujar dia.

Daripada ikut kontestasi Pilkada DKI, anggota Komisi III DPR itu menyarankan agar Dhani lebih menekuni dunia tarik suara.

Dhani diminta untuk kembali menciptakan lagu spektakuler agar grup musiknya kembali bersinar.

Sementara itu Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago tertawa saat dimintai tanggapan terkait pendapat Ahmad Dhani yang menyebut partai pendukung Ahok sebagai penjilat.

"Ha..ha..ha. Susah kalau bicara sama orang yang nggak punya pendidikan politik," kata Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago ketika dikonfirmasi reporter Tribunnews.com Ferdinand Waskita.

Ia pun meminta Dhani mengurus musik dibanding berkomentar mengenai isu politik.

Irma mengingatkan Dhani adanya etika dalam dunia politik.

"Dhani itu urus musik saja ! Nggak usah cawe cawe di politik suruh belajar dulu, bahwa di politik itu tidak semua gunakan politik praktis. Enggak usah dibahas lah,
Malu bahas ny‎a," kata Anggota Komisi IX DPR itu.

Irma pun mengaggap lucu bila ada pihak yang mendukungAhmad Dhani di politik.

Hal itu berbeda bila Dhani berkonsentrasi di Bidang musik.

"Kalau di musik dia memang jago. Tapi tidak untuk jadi pemimpin masyarakat, Belum bijak bicara dan bertindak," ujarnya.

Tanggapan senada datang dari Sekretaris Fraksi Hanura Dadang Rusdian.

"Kasihan saja sama Ahmad Dani sampai gelap mata menyebut penjilat kepada partai pendukung Ahok," katanya.

Ia mengingatkan partai politik dalam mendukung calon memiliki alasan rasional dengan melihat kualitas dan elektabilitas.

Hanura, kata Dadang, tidak mau menjadi partai sontoloyo karena mendukung calon yang rendah di kualitas dan jeblok pula di elektabilitas

"Jadi Ahmad Dhani tidak usah emosional dengan menuding nuding partai pendukung Ahok penjilat, saya sarankan Ahmad Dhani agar tegak lurus saja berdiri di depan cermin," kata Anggota Komisi X itu.

Selain itu, Dadang juga menilai Ahmad Dhani belum layak menjadi bakal Calon Gubernur DKI Jakarta dilihat dari kualitas dan elektabilitasnya.

Meskipun, Ahmad Dhani memiliki hak politik untuk maju sebagai kepala daerah.

"Tetapi Parpol dan rakyat punya hak pula untuk tidak mendukung dan tidak memilih Ahmad Dhani. "

"Saya sarankanAhmad Dhani untuk fokus di dunia hiburan saja, daripada masuk ke dunia politik tanpa persiapan yang matang," imbuhnya.

Dadang pun menyarankan Ahmad Dhani menjadi pimpinan komunitas musik dibanding calon kepala daerah.

"Kalau untuk menjadi pimpinan daerah Ahmad Dhani masih butuh proses panjang, ya kalau menjadi pimpinan di komunitas artis dia memadai," ujarnya.

Tudingan Dhani

Musisi Ahmad Dhani mengatakan bahwa partai politik (parpol) yang mendukung calon petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 adalah partai penjilat.

"Partai yang menjaring Ahok adalah partai penjilat," ucap Dhani di kediamannya

TRIBUNNEWS.COM

Related Posts

Previous
Next Post »

2 komentar

komentar
March 24, 2016 at 3:27 AM delete

ahahah ngakak bacanya, sekali lagi urusan perut --

Reply
avatar